Tunduk Pada AS, Terima Konsekuensi Tragis


Kim Jong-Un terus perintahkan uji coba nuklir (Foto: Reuters)
Kim Jong-Un terus perintahkan uji coba nuklir (Foto: Reuters)
PYONGYANG – Pemerintah Korea Utara kembali membela ambisinya untuk mengembangkan teknologi nuklir. Mereka mengklaim rezim yang menghentikan program nuklirnya akan berakhir dengan tragis seperti yang terjadi pada rezim Khadafi di Libya.

Pembelaan Korut terhadap ambisi nuklirnya sepertinya ditujukkan secara tidak langsung kepada Amerika Serikat (AS). Korut mengatakan, "negara yang tunduk pada tekanan AS untuk menyingkirkan program nuklir mereka, akan menderita konsekuensi tragis."

Khadafi memang sempat berambisi untuk mengembangkan nuklir. Namun dia menghentikan program nuklir Libya pada tahun 2003 karena ingin memperbaiki hubungan dengan AS.

Tindakan Khadafi itu dapat dianggap sebagai keputusan yang salah setelah dalam gerakan Arab Spring, AS dan negara-negara Barat lainnya justru membantu pejuang oposisi di Libya untuk menjatuhkan Khadafi.

“Konsekuensi tragis yang diterima negara yang menhentikan program nuklirnya. Tentunya kondisi saat ini membuktikan bahwa tindakan kami (mengembangkan nuklir) adalah tindakan yang benar,” sebut pernyataan yang dikeluarkan kantor berita Korut, KCNA, seperti dikutip Reuters, Kamis (21/2//2013).

Pernyataan itu dikeluarkan setelah Korut berhasil melakukan uji coba nuklirnya yang ketiga, pekan lalu. Negara komunis itu pun mengancam akan terus melakukan uji coba nuklir pada masa yang akan datang.

Korut memang terkenal suka mengeluarkan ancaman terhadap negara-negara yang mereka anggap sebagai musuh. Sebelumnya Korut mengancam akan menghancurkan Korsel. Negara Komunis itu juga sempat mengeluarkan video propaganda yang menunjukkan wilayah AS yang hangus terbakar.

0 komentar:

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "